Gamelan adalah ensembel musik
yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah
gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan
utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an
yang menjadikannya kata benda.
Gamelan adalah
benda seni sebagai
penghasil bunyi yang merupakan sarana
seniman dalam menuangkan ide-ide
kreatifnya dalam menghasilkan
suatu karya seni
musik tradisi/karawitan.
Karya tersebut memiliki
unsur keindahan yang
dapat dirasakan baik
oleh seniman pencipta, pelaku,
serta dinikmati oleh masyarakat penikmat
seni.
1.
Sejarah Gamelan di indonesia
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha
yang mendominasi Indonesia
pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia.
Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada
zaman Kerajaan Majapahit.
Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam
musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya. Dalam mitologi Jawa,
gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai
seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang
Gunung
Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil
para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu
akhirnya terbentuk set gamelan.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang
beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara,
drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah,
bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan
Bali sekarang ini.
Kekhasan jenis kesenian di nusantara tidak saja terletak di Pulau
Jawa dan Bali, akan tetapi di luar kedua pulau tersebut juga tersimpan keunikan
kesenian khususnya seni musik yang patut diperhatikan. Salah satunya adalah
Gamelan Banjar yang berasal dari Kalimantan Selatan. Menurut Hastanto, gamelan
ini digolongkan ke dalam klasifikasi perangkat gamelan instrumentalia. Jenis
perangkat musik ini digolongkan dalam perangkat gamelan sebab didominasi oleh
instrumen pukul yang sumber bunyinya terbuat dari logam dengan bentuk bilah
maupun gong berpencon. Pada gamelan ini, lebih mementingkan sajian
instrumentalia.
2.
Sejarah Gamelan Banjar di Kalimantan Selatan
Gamelan Banjar adalah seni
karawitan dengan peralatan musik gamelan yang berkembang di kalangan suku
Banjar di Kalimantan Selatan.
Gamelan Banjar keberadaannya sudah ada sejak zaman
Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran Suryanta ke
Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata
keris sebagai hadiah Kerajaan Majapahit. Pada masa itu masyarakat Kalimantan
Selatan dianjurkan untuk meniru budaya Jawa. Pasca runtuhnya Kerajaan Negara
Daha (1526), ada beberapa pemuka adat yang mengajarkan seni gamelan dan seni
lainnya kepada masyarakat yaitu :
1.
Datu Taruna sebagai penabuh gamelan
2.
Datu Taya sebagai dalang wayang kulit
3.
Datu Putih sebagai penari topeng
Masa
Pangeran Hidayatulla, penabuh-penabuh gamelan disuruh belajar menabuh gamelan di
keraton Solo. Dalam hal itu hingga sekarang, baik pukulan dan lainnya menjadi
panutan gamelan Gusti-gustian, terutama sekali pukulan yang hanya ditambah dua
kali akhir gong. Hal tersebut yang menyebabkan adanya persamaan pada Gamelan
Banjar dengan Gamelan Jawa baik dari segi instrumen maupun teknik permainannya.
a.
Perangkat Gamelan Banjar
Dalam
perkembangannya, terdapat dua versi Gamelan Banjar yaitu,
- Versi Keraton :
a) Babun
b)
gendang
dua,
c)
rebab
d)
gambang
e)
selentem
f)
ketuk
g)
dawu
h)
sarun
1
i)
sarun
2
j)
sarun
3
k)
seruling
l)
kanung
m)
kangsi
n)
gong
besar
o)
gong
kecil
2.
Versi
Rakyat :
a)
babun
b)
gendang
dua
c)
rebab
d)
gambang
e)
selentem
f)
ketuk
g)
dawu
h)
sarun
1
i)
sarun
2
j)
sarun
3
k)
seruling
l)
kanung
m)
kangsi
n)
gong
besar
o)
gong
kecil
Berdasarkan
pemaparan instrumen pada kedua versi Gamelan Banjar tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Gamelan Banjar versi keraton memiliki instrumen yang lebih
banyak daripada Gamelan Banjar versi rakyatan. Ada delapan instrumen yang sama,
dan pada versi keraton memiliki lima instrumen yang tidak dimiliki versi
rakyatan yaitu pada instrumen gendang dua, rebab, gambang, ketuk, dan seruling.
Dalam
perkembangannya musik gamelan Banjar versi keraton semakin punah. Sementara
musik Gamelan Banjar versi rakyatan hingga saat ini masin eksis.
b.
Fungsi Gamelan Banjar
Dalam perkembangannya, Gamelan
Banjar dapat berfungsi sebagai sebuah perangkat gamelan yang berdiri sendiri
(instrumentalia seperti yang dikatakan Hastanto) dan dapat juga berfungsi
sebagai perangkat gamelan untuk mengiringi jenis kesenian pertunjukan lainnya.
Jenis kesenian yang diiringi dengan Gamelan Banjar diantaranya adalah seni
tari, kuda gipang, topeng Banjar, dan wayang Banjar baik itu wayang kulit
maupun wayang gung (wayang orang).
Pementasan seni pertunjukan yang
diiringi oleh Gamelan Banjar kerap dipergunakan pada acara-acara seremonial dan
sakral. Hal tersebut biasanya dapat dilihat pada jenis sesajen yang
dipergunakan. Selain itu, dapat juga bersifat profan yang dipertunjukan untuk
hajatan pada perkawinan maupun sebagai sebuah tontonan hiburan.
di kutip dari berbagai blog
d
1 komentar:
Online Casino - Kasino Games Online - Kadangpintar
Get the best casino games online! Play and win real money kadangpintar with Kasino, ì œì™•ì¹´ì§€ë…¸ the งานà¸à¸à¸™à¹„ลน์ only trusted online casino that offers quality gaming, fun bonuses,
Posting Komentar