Harmoni atau ilmu harmoni dapat diartikan sebagai ilmu untuk
menyusun dan menyambung akor-akor. Harmoni juga dapat dikatakan sebagai paduan
nada, yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang menggunakan dua
nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan secara serentak.
Latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
harmoni, antara lain : barnyanyi, memainkan alat music, berlatih atau menyusun
aransemen ,music dari tingkat sederhana sampai tingkat lanjut.
A. AKOR/TRINADA/TRIAD
Akor dapat diartikan sebagai susunan nada yang terdiri dari
tiga nada (triad) atau lebih yang dibunyikan secara bersama-sama sekaligus.
Tiga nada tersebut tidak sembarang, tetapi dengan ketentuan-ketentuan tertentu
sebagaimana dijelaskan , yaitu : nada alas (prime), ketiga (terts), dan kelima
(kwint). Kalau diatas suatu nada ditempatkan not ketiga dan kelima dari suatu
tangga nada, maka kita mendapatkan suatu akor atau triad. Triad atau akor
trinada merupakan sumber akor, nada paling bawah disebut nada alas atau not
alas yang dirangkai dengan nada-nada yang selaras (terts dan kwint).
Pendirian akor berlaku pada tangga nada mayor maupun minor.
1. Bila diatas suatu not kita
tempatkan not ketiga dan kelima dari suatu tangga nada, kita akan memperoleh
akor. Not awal atau paling bawah disebut not alas, not ketiga (terts), dan not
kelima (kwint).
Contoh:
Not kelima
Not ketiga
Not alas
2. Berdasarkan cara pendirian
akor, maka pada suatu tangga nada kita akan memperoleh akor-akor yang
berbeda-beda intervalnya, akibatnya masing-masing akor memiliki karakteristik
yang berbeda tergantung interval nada yang disusun.
3. Akor didirikan dari
berbagai tangga nada diberi nama sebagai berikut :
a. Tingkatan I disebut akor
tonika (tonic)
b. Tingkatan II disebut akor
super tonic
c. Tingkatan III disebut akor
median
d. Tingkatan IV disebut akor
sub dominan
e. Tingkatan V disebut akor
dominan
f. Tingkatan VI disebut akor
sub dominan
g. Tingkatan VII disebut
leading not/pembimbing/sub tonic.
4. Berdasarkan interval nada
alas + terts + kwint, maka akor dibedakan :
a. Akor mayor; yaitu akor
yang memiliki interval 2 + 1 ½
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor :
akor tingkat I, IV, V
2) Pada tangga nada minor :
akor tingkat Vdan VI
b. Akor minor; yaitu akor
yang memiliki interval 1 ½ + 2
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor :
akor tingkat II, III dan IV
2) Pada tangga nada minor :
akor tingkat I dan IV
c. Akor berkurang; memiliki
interval 1 ½ + 1 ½
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor :
akor tingkat VII
2) Pada tangga nada minor :
akor tingkat II dan VII
d. Akor berlebih; memiliki
interval 2 + 2
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor :
tidak ada
2) Pada tangga nada minor :
akor tingkat II
B. KEDUDUKAN TRINADA
Kedudukan nada-nada dalam akor adalah sebagai berikut:
g
a b c d’ e’ f’ nada kelima (kwint)
e
f g a b c’ d’ nada ketiga (terts)
c
d e f g a b nada alas
Nada-nada
dalam akor tersebut jika dibunyikan bersama-sama dapat dibolak-balik, namun
jika dibunyikan sendiri-sendiri (bas), maka nada tersebut tidak boleh dibalik
kecuali memang disengajabuntuk mempermanis lagu atau untuk variasi.
Berikut
akan dijelaskan bagaimana cara memainkan akor-akor tersebut.
1. Dasar
Kedudukan trinada pada akor
dasar belum ada variasi, hal ini berarti ketantuan membunyikan akor nada alas
harus didahulukan (khususnya untuk bas), sehingga jika kita tulis nada akan
berbunyi secara urut :
so do’ re’ dibunyikan ketiga
mi la ti dibunyikan kedua
do fa so dibunyikan pertama
Tonika Sub dominan Dominan
2. Akor Balikan (inversi)
Akor balikan adalah akor yang
disusun kembali menjadi suatu urutan yang berbeda dari biasanya dengan cara
membalik, yaitu nada alas tidak lagi dijadikan bas, akan tetapi nada bas dapat
dipindah ke nada terts atau kwint.
Berikut susunan nada akor
balikan :
5 1 2 1 4 5 3 6 7
3 6 7 5 1 2 1 4 5
1 4 5 3 6 7 5 1 2
T D S T3 S3 D3 T5 S5 D5
Dasar
balikan I balikan II
a.
Akor pembalikan I (inversi I) atau akor terts
1)
Akor ini mempunyai sifat kurang berwibawa, statis, seakan-akan akor tersebut
berdiri hanya dangan satu kaki.
2)
Akor balikan I tonika diberi symbol T3. D3 untuk balikan I dominan, dan S3
untuk balikan I subdominan.
b.
Akor balikan II atau kwint menjadi bas
Karena akor terdiri dari tiga
nada, naka giliran sebagai nda bas dapat juga jatuh pada nada yang ketiga atau
kwint, inilah yang disebut balikan II. Artinya jika kita membunyikan akor T dan
memakai nada so dalam bas, tanpa merubah akornya sendiri, maka terdengar
perubahan didalam bunyi akor. Jenis akor balikan II adalah mayor bersifat
kurang tenang.
c.
Akor septim sebagai bas
Khusus untuk akor empat nada
seperti 5-7-2-4 masih ada kemungkinan ketiga variasi bas, nada “fa” dapat
menjadi bas untuk akor D. akor ini diberi symbol D7 untuk dominan, T7 untuk
tonika, dan S7 untuk subdominan. Akor ini hanya dipalai secara istimewa sekali
dalam lagu bas yang masuk “mi”.
C. FUNGSI AKOR
Fungsi-fungsi akor menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Akor primer
Kelompok akor primer adalah akor I (tonika), IV (sub
dominan), dan akor V (dominan). Kelompok akor ini mempunyai peranan penting
dibanding kelompok akor pembantu.
5 1 2 3 6 7
3 6 7 1 4 5
1 4 5 6 2 3
T S D t s t
Akor t. nada mayor Akor t. nada minor
a. Akor I (T = tonika)
1) Akor tonika jenis mayor
1-3-5 (T)
2) Akor tonika jenis minor
6-1-3 (t)
b. Akor V (D = dominan)
1) Akor dominan jenis mayor
5-7-2 (D)
2) Akor dominan jenis minor
3-5-7 atau 3-5-7 (d)
c. Akor IV (S = sub dominan)
1) Sub dominan mayor 4-6-1
(S)
2) Sub dominan minor 2-4-6
(s)
Catatan :
Untuk akor dominan pada tangga nada minor umumnya didasarkan
pada tangga nada minor harmonis, dimana nada 5 (so) dinaikkan setengah nada
menjadi 5 (si), sehingga interval akor ini adalah 2 + 1 ½ berjenis mayor.
2. Akor sekunder (pembantu)
a. Akor pembantu pada tangga
nada mayor
Yang termasuk dalam jajaran akor pembantu adalah akor-akor
II, III, dan IV. Akor tonika (I) dibantu oleh akor VI, akor IV atau sub dominan
dibantu oleh akor II, dan akor V atau dominan dibantu oleh akor III.
b. Akor pembantu pada tangga
nada minor
Akor-akor pembanu pada tangga nada mayor berjenis minor,
maka untuk akor bantu pada tangga minortentunya dapat dibalik bahwa akor mayor
dapat menjadi akor pembentu akor minor, hal ini disebabkan karena persaudaraan
antar akor.
c. Akor janggal (disonan)
Akor janggal adalah akor yang memuat satu nada yang tidak
selaras. Adapun yang termasuk akor-akor jaanggal antara lain:
1) Akor-akor septim
2) Akor non
3) Akor dominan septim
berkurang
4) Akor sub dominan dengan
tambahan sekst
5) Nada penyambung dan nada
samping
6) Antisipasi (nada-nada
didahulukan)
7) Vorhalt (nada-nada yang
ditunda/suspensional)
8) Bas panjang (orgelpunk)
dan ostinato
D. KADENS
Berikuit ini beberapa
kemungkinan perubahan untuk mengakhiri suatu gerakan (kadens), antara lain :
1. Kadens tidak sempurna;
kadens ini terjadi jika lagu berhenti dengan akor dominan yang didahului oleh
akor tonika (T à
D).
2. Kadens otentik (biasa);
kadens ini terjadi pada lagu yang berhenti dengan akor T yang didahului D (D à T).
3. Kadens sub dominan; kadens
ini terjadi pada lagu yang berhenti pada S yang didahului T (T à S).
4. Kadens plagal; kadens ini
terjadi bila lagu berhenti dengan akor T yang didahuluiakor S (S à T).
5. Kadens sempurna (lengkap);
kadens ini merupakan rangkaian kadens otentik dan plagal (T à S à T àD à T), yaitu kadens bergerak
berhenti pada T yang didahului S dan D.
E. TEKSTUR
Tekstur merupakan suatu
bentuk jaringan yang berupa penggabungan unsur-unsur musik melodi dan harmoni
yang menghasilkan mutu suara. Dibawah ini beberapa tekstur yang sering
dikembangkan di sekolah dasar dan sering dikenal dengan istilah paduan suara,
antara lain :
1. Unison
Pada bentuk sajian ini, semua anggota menyajikan melodi yang
sama dari awal sampai akhir lagu. Sajian yang disampaikan adalah suara tunggal
atau lagu pokok.
2. Homofoni
Bentuk sajian ini merupakan bentuk paling umum dalam
penyajian lagu, walaupun bukan berarti paling mudah. Sajian homofoni dapat
dilakukan dalam dua suara, tiga suara, atau empat suara. Dua suara untuk
anak-anak usia sekolah dasar.
3. Polifoni
Penyajian lagu bentuk ini terdiri dari berbagai jalur suara,
tiap jalur Nampak seakan-akan berjalan tanpa memperhatikan lainnya, namun
secara keseluruhan tetap merupakan satu kesatuan yang harmonis.
4. Kanon
Pada sajian kanon, penyanyi dibagi beberapa komponen sesuai
dengan ketentuan lagunya. Tiap kelompok menyanyikan sebuah lagu yang sama
secara bergantian dengan selang waktu yang ditentukan. Bentuk ini hanya sesuai
untuk lagu-lagu tertentu yang memang berjenis kanon.
5. Diskan (wilayah nada
tinggi, sopran x bas)
Penyajian bentuk ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian lagu pokok dan diskan. Bagian lagu pokok dapat berbentuk satu
suara atau lebih, tetapi tetap membawakan lagu dan teks pokok, sedangkan bagian
diskan merupakan melodi sisipan dengan teks bebas yang berupa kalimat kata,
suku kata atau senandung.
6. Paduan akhir
Penyajian bentuk ini menpunyai dasar sama dengan bentuk
unison, tetapi pada bagian akhirnya ditutup dengan paduan nada, sehingga
memberi kesan akhir seperti lagu bersuara banyak.
F. PADUAN SUARA
1. Macam paduan suara
Penyajian musik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Vocal, yaitu memakai pita
suara didalam mulut sebagai sumber suara.
b. Instrumental, yaitu
memakai alat music atau instrument sebagai penghasil suara (nada atau bunyi).
Paduan suara merupakan bentuk penyajian music khususnya
menyanyi yang dibawakan lebih dari satu orang.
Adapun macam-macam paduan suara adalah sebagai berikut:
a. paduan kecil; duet, trio,
kwartet, kwintet, sekstet, septet, octet.
b. Grup vocal; biasanya
mengusahakan sendiripengelolaan lagu dan iringannya sedapat mungkin tanpa
bantuan dari luar. Grup ini tidak perlu dirigen.
c. Paduan suara; ciri yang
menonjol adalah diperlukannya seorang dirigen, untuk memperoleh kepaduan dalam
penyajian lagu.
d. Paduan besar; biasanya
melibatkan ratusan atau ribuan orang tetapi masih dipimpin oleh seorang
dirigen.
2. Wilayah suara manusia;
Adapun wilayah suara yang dapat dilatihkan dalam paduan suara adalah: sopran,
alto, tenor, dan bas.
3. Jenis dan komposisi paduan
suara
a. Koor wanita atau anak;
terjadi jika hanya mempergunakan suara S dan A, kesannya ringan, lincah dan
murni.
b. Koor pria atau mannen
koor; kesannya kuat, jantan, mudah kasar, berat, dan lamban.
c. Koor campuran; yaitu
menggabungkan suara pria dan wanita.
4. Harmoni dua suara
a. Motus rectus (gerak sama)
b. Motus contraritus (gerak
lawan)
c. Motus obliguus (gerak
menyimpang)
5. Modulasi
Modulasi ialah perpindahan mutlak jenis suara dalam suatu
lagu dari tingkat satu ketingkat yang lainnyameliputi beberapa birama.
6. Transposisi
Transposisi ialah memindahkan suatu lagu (tertulis atau dimainkan)
ke bentuk lain dari yang telah ditetapkan.
Transposisi dapat dilakukan dengan beberapa pemakaian,
antara lain:
a. Transposisi dari notasi
angka ke notasi balok
b. Transposisi dari notasi
balok ke notasi angka
c. Transposisi dari notasi
balok yang berlainan tanda kunci
d. Transposisi notasi balok
yang sama tanda kunci tetapi berbeda nada dasar
BENTUK/STRUKTUR
LAGU
DAN
EKSPRESI
Bentuk
atau struktur lagu adalah susunan serta hubungan antara unsur music dalam suatu
lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Sedangkan
yang dimaksud dengan komposisi adalah mencipta lagu (Atan Hamdju, 1989).
Untuk
memahami struktur lagu dapat diperbandingkan dengan struktur kalimat dalam
bahasa, yaitu:
Huruf = not
Kata = motif
Frase = frase
Kalimat = kalimat musik
Bait = alinea
Lagu = karya (misal : puisi)
Sebuah
lagu terdiri dari beberapa kalimat musik. Lagu terdiri dari beberapa bagian,
yaitu sebagai berikut :
A. UNSUR-UNSUR STRUKTUR LAGU
1. Motif
Motif dapat diartikan sebagai suatu bentuk pola irama dan
melodi yang pendek tetapi mempunyai arti. Motif berguna memberi arah tertentu
pada melodi yang memberi hidup pada suatu komposisi.
2. Frase
Frase ialah bagian dari kalimat musik seperti halnya bagian
kalimat dalam bahasa. Frase terdiri antara 2 - 4 birama yang terbentuk dari
sepasang motif atau satu satuan pola irama sebuah lagu. Frase konsekuen
merupakan frase bagian kedua dari kalimat yang berfungsi sebagai penjelas,
penjawab, atau penyelesai kalimat musik.
3. Kalimat musik
Kalimat musik adalah bagian dari lagu yang biasanya terdiri
dari 4 – 8 birama. Kalimat music terbentuk dari sepasang frase dan dua kalimat
music atau lebih akan membentuk lagu.
4. Fungsi frase
Fungsi frase adalah sebagai tempat bagi penyanyi untuk
mengambil nafas (teknik frasering).
5. Hubungan frase
a. Repetisi; merupakan
pengulangan bagian yang sama ke bagian selanjutnya dalam lagu.
b. Variasi; adalah bentuk
pengulangan yang hamper sama, karena ada perubahan.
c. Sekuen; yaitu pengulangan
garis melodi yang sejajar, diatas atau dibawah melodi. Dengan demikian ada
sekuen atas dan sekuen bawah.
d. Kontras; pertentangan atau
perbedaan yang sangat berlawanan antara dua hal. Dalam hal ini antara dua frase
atau lebih.
B. BENTUK LAGU
1. Lagu bentuk I atau tunggal
à A atau AA
2. Lagu bentuk II atau biner à A B; AAB
3. Lagu III atau ternair à AABA, AABABA, ABC
C. EKSPRESI
Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup
semua nuansa tempo, dinamik, dan warna nada dari unsur-unsur pokok music dalam
pengelompokkan frase (frasering)yang diwujudkan oleh seniman music atau
penyanyi.
1. Tempo
Tempo adalah kecepatan lagu dan perubahan-perubahan
kecepatan lagu. Tempo dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, lambat, sedang dan
cepat.
Jenis-jenis tempo antara
lain:
a. Tempo untuk pernyataan
lambat
1) Lambat sekali : largisimo,
lentissimo, lentosasi, largosasi
2) Lambat : lento, grave,
adagio, largo
3) Kurang lambat : largoecto,
adagietto
b. Tempo untuk pernyataan
sedang menjadi
1) Sedang lambat : andantino
2) Sedang : andance
3) Sedang cepat : moderatc
con anima, tempo guesto
c. Pernyataan cepat menjadi
1) Kurang cepat : allegretto,
sosotonuto, allegro non tropo
2) Cepat : allegro, presto,
vivece
3) Cepat sekali : allegro
assai, molto vivace, allegro agiatato, allegro vivace
Di samping istilah pernyataan
cepat lambat tersebut, masih terdapat istilah-istilah tambahan. Hal ini karena
merasa istilah tempo yang telah ada belum cukup memuaskan, istilah tambahan
tersebut antara lain:
1) Con esppressione : dengan
perasaan
2) Con biro : dengan gembira
3) Con spirito : dengan
semangat
4) Vivace : bergelora
5) Fuoco : berapi-api
Contoh: jadi jika ada tanda
tempo allegro con spirito artinya lagu tersebut harus dinyanyikan dengan cepat
bersemangat. Andante con espresso artinya lagu tersebut harus dinyanyikan
dengan sedang dengan perasaan.
1) Maestoso : dengan hormat,
dengan mulia
2) Marcato : dengan tegas
3) Contabile : dengan berseru
4) Vivace con vivo : dengan
hidup-hidup
5) Con anima : dengan
bersemangat
6) Erisoluto : dengan tegas
7) Con mondo : dengan berseru
8) Mosso : dengan hidup-hidup
9) Sostenuto : dengan
perasaan
10) Grazio : dengan manis
11) Calando : dengan berseru
12) Scherzo : dengan lucu
gembira
13) Scherzando : seakan-akan
lucu
14) Tempio dimarcia : cepat lambat
seperti mars
15) Tempo di walz : cepat
lambat seperti musik walz
16) Ali polka : cepat lambat
seperti musik polka
17) Tempo rubato : cepat
lambat semuanya
Dalam menyanyikan lagu
seriosa, kadang lagu itu di tengah-tengah ada perubahan tempo, kemudian kembali
ke asalnya, misalnya:
1) Accelerando (accel) :
bertambah cepat
2) Rallentando (rall) :
bertambah lambat
3) Ritardando (rit) :
berkurang cepatnya
4) A tempo : kembali ke tempo
awal
5) Molto : banyak
6) Assal : amat
7) Poco (un poco) : sedikit
8) Sempre : selalu
9) Ma non tropo : tetapi
jangan terlalu
10) Piu : lebih
11) Ritenuto : tiba-tiba
lambat
12) Allargando : makin cepat
13) Stringendo : makin
berkurang
14) Diminuendo : makin
berkurang
15) Sorzando : lebih lambat
lagi seakan-akan berhenti
16) Dolce : lemah lembut
17) Con forza : dengan keras
18) Quasi : seakan-akan
19) Leggiero : dengan terus
menerus
20) Mezza voce : dengan bunyi
yang nyaring
21) Mezza voce : dengan bunyi
yang nyaring
22) Tranquillo : dengan
tenang
23) Con fuoco : dengan
berapi-api
Petunjuk tersebut menunjukkan ekspresi yang harus
ditunjukkan penyanyi yang tidaklah persis tepat apalagi untuk tempo, untuk itu
perlu menggunakan alat pengukur tempo yaitu metronom maelzel.
2. Dinamik
Dinamik adalah tanda untuk menyatakan tingkat volume suara
atau keras lunaknya serta perubahan keras lunaknya.
Tanda dinamik ada empat
macam, yaitu:
a. Tanda dinamik untuk
pernyataan keras
1) F : forte (forto), lagu
dinyayikan dengan keras
2) Ff : fortissimo,
dinyanyikan/ dibunyikan dengan sangat keras
3) Fff : fortississimo,
dinyanyikan dengan sekeras-kerasnya
4) Ffff : fortississimo
posaible, dinyanyikan seperti fff
5) Mf : mezzoforte,
dinyanyikan dengan sedang kerasnya
b. Tanda dinamik untuk
pernyataan lunak
1) p: piano,dinyanyikan untuk
pernyataan suara lunak
2) pp: pianissimo,
dinyanyikan dengan sangat lembut
3) ppp: pianississimo,
dinyanyikan dengan selembut-lembutnya
4) pppp: pianissimo possible,
dinyanyikan seperti ppp
5) mp: mezzo piano,
dinyanyikan sedang lembutnya
c. Campuran keras dan lunak
1) Cressendo : dari lembut
menjadi keras dengan tanda
|
2) Decressendo : dari keras
ke lembut dengan tanda
|
3) Gabungan cressendo dan
decressendo dengan tanda
|
d. Tanda dinamik untuk
pernyataan tekanan
1) Staccato : titik-titik di
atas atau di bawah not disebut staccato yang artinya ditekan dengan
terputus-putus.
1 komentar:
di kutip dari buku temen dan lupa judul bukunya apa dan siapa penerbit nya dan juga di ambil dari web yg ku buka lwt hp nokia 6020 dan aku lupa juga nyimpan alamat web nya
Posting Komentar